Rabu, 09 Januari 2008

mitos kepemimpinan

artikel diambil dari harian PONTIANAK POST


Mitos kepemimpinan adalah sebuah keyakinan yang tidak akurat dan bahkan salah atau palsu tentang kepemimpinan, tetapi ia dipercaya memberikan pengaruh yang sangat kuat agar orang lain menjadi pengikutnya.

Fakta menunjukkan, di setiap pergantian kepemimpinan, baik di tingkat nasional maupun lokal, banyak orang meributkan karakteristik calon pemimpin. Banyak orang melihat kepemimpinan bermula dari luar ke dalam. Padahal kepemimpinan yang sesungguhnya tidaklah datang dari luar ke dalam. Melainkan sebaliknya, kepemimpinan datang dari dalam ke luar. Mengembangkan diri kita sebagai pemimpin dimulai dengan mengenali kunci keyakinan diri sendiri; yang dimulai dengan sistem nilai kita, dan pemimpin mempertahankan apa yang mereka yakini.

Apa yang ada di luar diri seorang pemimpin tidak terlalu penting. Mereka lupa bahwa, “Ketika kita hidup, orang tidak mengingat kita lantaran apa yang kita lakukan untuk diri kita sendiri, mereka mengenang kita untuk apa yang kita perbuat buat mereka. Pemimpin yang menjadi teladan lebih tertarik pada keberhasilan orang lain daripada keberhasilan dirinya sendiri. Memimpin bukan tentang apa yang kita dapatkan dari orang lain, tetapi mengenai apa yang diperoleh orang lain dari kita. Pemimpin yang melihat peran mereka sebagai pelayanan kepada orang lain meninggalkan warisan paling abadi, karena orang mau mengikuti pemimpin yang memberikan perhatian tulusnya. Pemimpin besar awalnya tampak seperti pelayan dan kenyataan sederhana ini adalah kunci menuju keagungan sebagai seorang pemimpin sejati,” demikian Kouzes & Posner (2007) dalam bukunya “A Leader’s Legacy”.

Kelompok muda berkeyakinan bahwa hanya di tangan pemudalah terwujud kepemimpinan yang efektif di negeri ini. Mereka lupa banyak pemimpin sejati, seperti Wilston Churchill, seorang pemimpin yang sangat dihormati dan dikagumi menjadi perdana menteri Inggris ketika berusia 66 tahun, India menjadi sebuah negara yang disegani karena dipimpin oleh Mahatma Gandhi yang berusia 77 tahun. Kelompok lain berkeyakinan bahwa seorang pemimpin haruslah berpendidikan tinggi. Mereka lupa banyak pemimpin sejati yang pengaruhnya masih terasa hingga saat ini adalah para pemimpin yang drop out sekolahnya. Dari pengalaman pilkada baru-baru ini, ada sekelompok masyarakat menyesali dan kecewa karena munculnya banyak kandidat pemimpin daerah ini. Kekesalan dan kekecewaan ini berlanjut sekarang ini, banyak pihak merasa sinis dan risih dengan tampilnya sembilan belas kandidat calon Walikota Pontianak. Mereka bertanya, “Kenapa ya, calon pemimpin tersebut tidak mau belajar dari pilkada yang lalu?” Mengapa mereka tidak mau untuk segera bertobat? Kenapa hal tersebut tidak menjadi bahan pembelajaran yang bermakna? dan seterusnya.

Bagi penulis, munculnya calon pemimpin dari berbagai strata dan golongan di masyarakat adalah fenomena posisif. Terlebih lagi diingatkan puluhan tahun negeri ini dirusak oleh sebuah keyakinan palsu atau mitos, bahwa kepemimpinan hanya dicanangkan untuk sedikit orang diantara kita; Anak, Mantu, Ponakan, dan Istri (AMPI), kepemimpinan tidak dilahirkan hanya untuk mereka yang berdarah biru, dan tidak hanya untuk ras tertentu.

Kouzes & Posner (1999) dalam bukunya “The Leadership Challenge” menegaskan bahwa mitos kepemimpinan untuk sedikit orang tersebut adalah sebuah mitos yang paling merusak dari segala mitos kepemimpinan lainnya. Dalam bukunya, ia menyebutkan beberapa mitos yang menjadi tantangan kepemimpinan, yakni mitos; (1) pemimpin sebagai pembangkang yang menarik sekelompok pengikut dengan tindakan yang berani; (2) pemimpin harus bersifat tenang, menjauh, analitis, memisahkan emosi dari pekerjaannya; (3) pemimpin harus kharismatik atau memiliki bakat khusus; (4) pemimpin adalah posisi, tempat, dan kedudukan. Namun tidaklah demikian, pemimpin adalah proses mempengaruhi orang lain; (5) pemimpin adalah seseorang yang berada di puncak sunyi, Namun tidaklah demikian, pemimpin tidak berada di ruang hampa, melainkan berada di akar rumput; (6) kepemimpinan dicanangkan hanya untuk sedikit orang diantara kita atau kepemimpinan untuk kalangan terbatas.

John C. Maxwell (2001) dalam bukunya “The 21 Irrefutable Laws of Leadership” mengemukakan lima mitos kepemimpinan, yakni mitos; manajemen, usahawan, pengetahuan, pelopor, dan posisi.

Mitos Manajemen, terdapat suatu kesalahan yang luas hingga saat ini, bahwa kepemimpinan dan manajemen, pemimpin dan manajer adalah sama. Sesungguhnya tidak sama. Kepemimpinan adalah persoalan mempengaruhi orang lain agar menjadi pengikutnya, dan bekerja dengan menggunakan sebagian besar kapasitas otak kanannya, sementara manajer memfokuskan pada proses dengan benar dan menggunakan sebagian besar otak kirinya. Perbedaan ini berimplikasi pada proses pemilihan calon seorang pemimpin dan penunjukan calon seorang manajer.

Mitos Usahawan, semua pramuniaga serta usahawan adalah pemimpin. Orang mungkin saja membeli barang yang dijualnya, tetapi tidak menjadi pengikutnya atau mau dipimpinnya. Mitos Pengetahuan, kebanyakan orang masih percaya bahwa pengetahuan adalah inti kepemimpinan atau seorang pemimpin adalah seseorang berpendidikan tinggi atau sarjana. Namun tidak otomatis demikian, karena banyak pemimpin kemampuan berfikirnya tinggi, tetapi kemampuannya berhubungan dengan orang lain sangat-sangat rendah atau idiot, akhirnya ia gagal menjadi pemimpin.

Mitos Pelopor, sebuah konsep keliru bahwa siapapun yang ada di depan kerumunan orang banyak adalah seorang pemimpin. Namun menjadi yang pertama tidaklah selalu sama dengan memimpin. Untuk menjadi pemimpin, seseorang bukan saja harus berdiri di depan, melainkan juga berhasil membuat orang mengikuti di belakangnya, mengikuti pemimpinnya dan menindaklanjuti visinya. Mitos Posisi, kesalah pengertian terbesar tentang kepemimpinan adalah orang menyangka kepemimpinan itu didasarkan pada posisi, padahal bukan. Stanley Huffty menegaskan, bahwa “Bukan posisi yang menjadikan seseorang pemimpin, justru kepemimpinanlah yang membuat dan mengangkat seseorang pada sebuah posisi”, dikutip dari John C. Maxwell (2001).

Banyak mitos atau keyakinan palsu yang diciptakan sendiri menjadi tantangan dalam kepemimpinan efektif. Sekali lagi sebuah mitos yang paling merusak dari semua mitos kepemimpinan. “Bukan masalah ketidakhadiran potensi kepemimpinan yang membatasi berkembangnya lebih banyak pemimpin, melainkan munculnya mitos bahwa kepemimpinan tidak dapat dipelajari. Mitos yang menghantui ini jauh lebih berdaya menghambat terhadap pengembangan kepemimpinan dari pada orang secara alamiah atau dasar proses kepemimpinan.” **



* Penulis adalah Dosen FKIP Untan

kepemipinan sejati

Kepemimpinan sesungguhnya tidak ditentukan oleh pangkat atau pun jabatan seseorang. Kepemimpinan adalah sesuatu yang muncul dari dalam dan merupakan buah dari keputusan seseorang untuk mau menjadi pemimpin, baik bagi dirinya sendiri, bagi keluarganya, bagi lingkungan pekerjaannya, maupun bagi lingkungan sosial dan bahkan bagi negerinya.

Oleh ARIBOWO PRIJOSAKSONO
artikel ini diambil dari harian umum sore SINAR HARAPAN

Hal ini dikatakan dengan lugas oleh seorang jenderal dari Angkatan Udara Amerika Serikat:

”I don’t think you have to be
wearing stars on your shoulders or a title to be a leader. Anybody who wants to raise his hand can be a leader any time.”
—General Ronal Fogleman, US Air Force—

Kepemimpinan adalah sebuah keputusan dan lebih merupakan hasil dari proses perubahan karakter atau transformasi internal dalam diri seseorang. Kepemimpinan bukanlah jabatan atau gelar, melainkan sebuah kelahiran dari proses panjang perubahan dalam diri seseorang. Ketika seseorang menemukan visi dan misi hidupnya, ketika terjadi kedamaian dalam diri (inner peace) dan membentuk bangunan karakter yang kokoh, ketika setiap ucapan dan tindakannya mulai memberikan pengaruh kepada lingkungannya, dan ketika keberadaannya mendorong perubahan dalam organisasinya, pada saat itulah seseorang lahir menjadi pemimpin sejati. Jadi pemimpin bukan sekedar gelar atau jabatan yang diberikan dari luar melainkan sesuatu yang tumbuh dan berkembang dari dalam diri seseorang. Kepemimpinan lahir dari proses internal (leadership from the inside out).
Ketika pada suatu hari filsuf besar Cina, Lao Tsu, ditanya oleh muridnya tentang siapakah pemimpin yang sejati, maka dia menjawab:
As for the best leaders, the people do not notice their existence.
The next best, the people honour
And praise.
The next, the people fear, And the next the people hate.
When the best leader’s work is done, The people say, ‘we did it ourselves’.

Justru seringkali seorang pemimpin sejati tidak diketahui keberadaannya oleh mereka yang dipimpinnya. Bahkan ketika misi atau tugas terselesaikan, maka seluruh anggota tim akan mengatakan bahwa merekalah yang melakukannya sendiri. Pemimpin sejati adalah seorang pemberi semangat (encourager), motivator, inspirator, dan maximizer.
Konsep pemikiran seperti ini adalah sesuatu yang baru dan mungkin tidak bisa diterima oleh para pemimpin konvensional yang justru mengharapkan penghormatan dan pujian (honor and praise) dari mereka yang dipimpinnya. Semakin dipuji bahkan dikultuskan, semakin tinggi hati dan lupa dirilah seorang pemimpin. Justru kepemimpinan sejati adalah kepemimpinan yang didasarkan pada kerendahan hati (humble).
Pelajaran mengenai kerendahan hati dan kepemimpinan sejati dapat kita peroleh dari kisah hidup Nelson Mandela. Seorang pemimpin besar Afrika Selatan, yang membawa bangsanya dari negara yang rasialis, menjadi negara yang demokratis dan merdeka.
Saya menyaksikan sendiri dalam sebuah acara talk show TV yang dipandu oleh presenter terkenal Oprah Winfrey, bagaimana Nelson Mandela menceritakan bahwa selama penderitaan 27 tahun dalam penjara pemerintah Apartheid, justru melahirkan perubahan dalam dirinya. Dia mengalami perubahan karakter dan memperoleh kedamaian dalam dirinya. Sehingga dia menjadi manusia yang rendah hati dan mau memaafkan mereka yang telah membuatnya menderita selama bertahun-tahun.
Seperti yang dikatakan oleh penulis buku terkenal, Kenneth Blanchard, bahwa kepemimpinan dimulai dari dalam hati dan keluar untuk melayani mereka yang dipimpinnya. Perubahan karakter adalah segala-galanya bagi seorang pemimpin sejati. Tanpa perubahan dari dalam, tanpa kedamaian diri, tanpa kerendahan hati, tanpa adanya integritas yang kokoh, daya tahan menghadapi kesulitan dan tantangan, dan visi serta misi yang jelas, seseorang tidak akan pernah menjadi pemimpin sejati.

Karakter Seorang Pemimpin Sejati
Setiap kita memiliki kapasitas untuk menjadi pemimpin. Dalam tulisan ini saya memperkenalkan sebuah jenis kepemimpinan yang saya sebut dengan Q Leader. Kepemimpinan Q dalam hal ini memiliki empat makna. Pertama, Q berarti kecerdasan atau intelligence (seperti dalam IQ – Kecerdasan Intelektual, EQ – Kecerdasan Emosional, dan SQ – Kecerdasan Spiritual). Q Leader berarti seorang pemimpin yang memiliki kecerdasan IQ—EQ—SQ yang cukup tinggi. Kedua, Q Leader berarti kepemimpinan yang memiliki quality, baik dari aspek visioner maupun aspek manajerial.
Ketiga, Q Leader berarti seorang pemimpin yang memiliki qi (dibaca ‘chi’ – bahasa Mandarin yang berarti energi kehidupan). Makna Q keempat adalah seperti yang dipopulerkan oleh KH Abdullah Gymnastiar sebagai qolbu atau inner self. Seorang pemimpin sejati adalah seseorang yang sungguh-sungguh mengenali dirinya (qolbu-nya) dan dapat mengelola dan mengendalikannya (self management atau qolbu management).
Menjadi seorang pemimpin Q berarti menjadi seorang pemimpin yang selalu belajar dan bertumbuh senantiasa untuk mencapai tingkat atau kadar Q (intelligence – quality – qi — qolbu) yang lebih tinggi dalam upaya pencapaian misi dan tujuan organisasi maupun pencapaian makna kehidupan setiap pribadi seorang pemimpin.
Untuk menutup tulisan ini, saya merangkum kepemimpinan Q dalam tiga aspek penting dan saya singkat menjadi 3C , yaitu:
1. Perubahan karakter dari dalam diri (character change)
2. Visi yang jelas (clear vision)
3. Kemampuan atau kompetensi yang tinggi (competence)
Ketiga hal tersebut dilandasi oleh suatu sikap disiplin yang tinggi untuk senantiasa bertumbuh, belajar dan berkembang baik secara internal (pengembangan kemampuan intrapersonal, kemampuan teknis, pengetahuan, dll) maupun dalam hubungannya dengan orang lain (pengembangan kemampuan interpersonal dan metoda kepemimpinan).
Seperti yang dikatakan oleh John Maxwell: ”The only way that I can keep leading is to keep growing. The day I stop growing, somebody else takes the leadership baton. That is the way it always it.” Satu-satunya cara agar saya tetap menjadi pemimpin adalah saya harus senantiasa bertumbuh. Ketika saya berhenti bertumbuh, orang lain akan mengambil alih kepemimpinan tersebut

learning about leadership

"Learning About Leadership" is adapted from Patrol and Troop Leadership, the handbook on leadership development written for Patrol Leaders and published by the Boy Scouts of America in 1972.


Why Leadership?

In most football teams the quarterback is the team leader. Why is that? Is there something magic about the position? Does he automatically become the leader -- the guy who makes the team go -- when he is named quarterback by the coach?

No, there's more to it than that. Lots more. Usually he is named quarterback because he's already a leader. He's already the kind of guy the other players like to follow.

And if the coach is wrong about him, he probably won't stay quarterback very long. If he can't lead the team, he won't have much value even if he can hit a receiver at 40 yards. Because every successful team must have a leader.

That goes for your Scouting team, too -- your patrol and your troop. In fact, if the patrol and troop are to succeed, you need several leaders. Guys like yourself who want to try "quarterbacking" in Scouting. One of the aims of your local council Junior Leader Training Conference is to show you how to become a better leader.

Let's begin by being honest about it. This handbook is not going to make you a good leader. You are not going to find 5 or 10 simple rules to follow to become a good leader. If leadership were as easy as that, almost everyone would be a good leader. And you know that most people are not.

There are no rules for leadership. But there are certain skills that every good leader seems to have. You learned about them at your local council Junior Leader Training Conference and have practiced some of them in your troop at home.

Some of these skills you may already have even without knowing it. That's the funny thing about leadership -- a good leader doesn't necessarily know how he does it. He just does what comes naturally and the others follow him. Although he may not know it, he has mastered the skills of leadership.

This doesn't mean we guarantee that you'll be elected student council president next year. Or that you will be the Super Bowl quarterback 15 years from now or President of the United States in 35 years. But we do guarantee that you can make yourself a much better leader in just a few weeks or months.

What Is Leadership?

Leadership is a process of getting things done through people. The quarterback moves the team toward a touchdown. The senior patrol leader guides the troop to a high rating at the camporee. The mayor gets the people to support new policies to make the city better.

These leaders are getting things done by working through people -- football players, Scouts, and ordinary citizens. They have used the process of leadership to reach certain goals.

Leadership is not a science. So being a leader is an adventure because you can never be sure whether you will reach your goal -- at least this time. The touchdown drive may end in a fumble. The troop may have a bad weekend during the camporee. Or the city's citizens may not be convinced that the mayor's policies are right. So these leaders have to try again, using other methods. But they still use the same process the process of good leadership.

Leadership means responsibility. It's adventure and often fun, but it always means responsibility. The leader is the guy the others look to to get the job done. So don't think your job as a troop leader or a staff member will be just an honor. It's more than that. It means that the other Scouts expect you to take the responsibility of getting the job done. If you lead, they will do the job. If you don't, they may expect you to do the job all by yourself.

That's why it's important that you begin right now to learn what leadership is all about.

Wear your badge of office proudly. It does not automatically make you a good leader. But it identifies you as a Scout who others want to follow -- if you'll let them by showing leadership.

You are not a finished leader. No one ever is, not even a president or prime minister. But you are an explorer of the human mind because now you are going to try to learn how to get things done through people. This is one of the keys to leadership.

You are searching for the secrets of leadership. Many of them lie locked inside you. As you discover them and practice them, you will join a special group of people-skilled leaders.

Good exploring -- both in this handbook and with the groups you will have a chance to lead.

The Tasks of Leadership

In this section, we will consider several common statements about the people who serve in leadership positions throughout our world. After you have read the statement, decide for yourself whether you feel it is true or false and why you think it is.

Here is the first one. True or false?

The only people who lead have some kind of leadership job, such as chairman, coach, or king.

Do you think that's true? Don't you believe it. It's true that chairmen, coaches, and kings lead, but people who hold no leadership position also lead. And you can find some people who have a leader's title and ought to lead. But they don't.

In other words, you are not a leader because you wear the leader's hat. Or because you wear the patrol leader's insignia on your uniform. You are a leader only when you are getting things done through other people.

Leadership, then, is something people do. Some people inherit leadership positions, such as kings, or nobles, or heads of family businesses. Some are elected: chairman, governor, patrol leader. Some are appointed, such as a coach, a city manager, or a den chief. Or they may just happen to be there when a situation arises that demands leadership. A disaster occurs, or a teacher doesn't show up when class begins, or a patrol leader becomes sick on a campout.

Try this statement. Is it true or false?

Leadership is a gift. If you are born with it, you can lead. If you are not, you can't.

Some people will tell you that. Some really believe it. But it's not so.

Leadership does take skill. Not everyone can learn all the skills of leadership as well as anyone else. But most people can learn some of them -- and thus develop their own potential.

You don't have to be born with leadership. Chances are, you weren't. But you were born with a brain. If you can learn to swim or play checkers or do math, you can learn leadership skills.

How about this statement. True or false?

"Leader" is another word for "boss."

Well, what do you mean by "boss"? A guy who pushes and orders other people around? No, a leader is not one of those. (But some people try to lead this way.)

Or do you mean a boss is somebody who has a job to do and works with other people to get it done? This is true. A leader is a boss in that sense.

True or false?

Being a leader in a Scout troop is like being a leader anywhere else.

This one is true. When you lead in a Scout troop, you will do many of the same things as any leader anywhere.

The important thing now is Scouting gives you a chance to lead. You can learn how to lead in Scouting. You can practice leadership in Scouting. Then you can lead other groups, too. The skills you will need are very much the same.

What Does a Leader Deal with?

Every leader deals with just two things. Here they are: the job and the group.

The job is what's to be done. The "job" doesn't necessarily mean work. It could be playing a game. It could be building a skyscraper. It could be getting across an idea.

A leader is needed to get the job done. If there were no job, there would be no need for a leader.

The group, such as a patrol, is the people who do the job. And in many cases, the group continues after the job is done. This is where leading gets tough, as you'll see later.

Think about this situation. Mark has a lot of firewood to split. There he is, all alone with his ax. He's got a job to do. Is he a leader?

We have to say in this situation that Mark won't be leading. Why? No group. There's nobody on the job but Mark.

Here's another example. Danny and three of his friends are on their bikes. They have no place to go. They're just riding slowly, seeing how close they can get to each other.

Is Danny -- or any one of the others -- a leader?

From what we know, we have to say no. Why? No job. There's a group of friends, but nothing special to be done. You don't need a leader for that. (You don't need a group, either.)

The Job of a Leader

A leader works with two things: a job and a group. You can always tell when a leader succeeds, because:

1. The job gets done.

2. The group holds together.

Let's see why it takes both.

Frank was elected patrol leader. That same week, the patrol had a job cleaning up an old cemetery.

It was Frank's first leadership position, and he wanted it to go right. In his daydream he could see the Scoutmaster praising him for the great cleanup job. So when Saturday morning came, Frank and the patrol went over to the cemetery, and Frank started to get the job done.

He hollered. He yelled. He threatened. He called them names. He worked like a tiger himself. It was a rough day, but the cemetery got cleaned up.

Frank went home sort of proud, sort of mad, and very tired.

"How'd things go, Frank?" the Scoutmaster asked a few days later.

"Good."

"No problems?"

"No." Frank wondered what he meant by that.

"Oh! Well, a couple of the boys in your patrol asked me if they could change to another patrol. I thought maybe something had gone wrong...."

And that was how Frank learned that getting the job done isn't all there is to leadership. He had really given the group a hard time, and now they wanted to break up.

Almost anybody with a whip and a mean temper can get a job done. But in doing it, they usually destroy the group. And that's not leadership. The group must go on.

Another new patrol leader called a meeting at his house. Everybody seemed to be hungry when they came. So they got some snacks from the kitchen. Then they tossed a football around. It began to get dark, and one by one they went home. Everybody had fun. But the patrol meeting -- the job -- never started.

One of the following statements is the message of this section. Which one?

a. Nice guys finish last.

b. Mean guys finish last.

c. Leaders get the job done and keep the group going.

d. Leaders have a special title or badge that makes others like to follow.

We'll take the third one. Will you?

What Affects Leadership?

Leadership is not magic that comes out of a leader's head. It's skill. The leader learns how to get the job done and still keep the group together.

Does this mean that the leader does the same things in every situation? No. Here's why.

Leadership differs with the leader, the group, and the situation.

Leaders -- like other people are all different. No leader can take over another leader's job and do it the same way.

Groups are different, too. A great football coach might have difficulty leading an orchestra. A good sergeant might be a poor Scoutmaster. So when a leader changes groups, he changes the way he leads.

Situations differ, too. The same leader with the same group must change with conditions. A fellow leading a group discussion needs to change his style of leadership when a fire breaks out. As a Scout leader, you probably can't lead the group in the rain the same as you do in the sunshine.

An effective leader, then, must be alert at all times to the reaction of the members of the group; the conditions in which he may find himself; and be aware of his own abilities and reactions.

Leadership Develops

Picture a long scale like a yardstick. On the low end, there are no leadership skills. On the other end, there is a complete set of leadership skills.

Everyone is somewhere between those ends!

Where do you find yourself at this time? Unknowingly, you may be further up the scale than you realize. As a staff member you'll now have the opportunity to find out.

How Will You Know You are Improving?

You learn leadership best by working with groups. That is something like learning swimming best by getting into the water.

Yet you can't keep track of your progress without a guide. You must know and understand what you are trying to learn. This means you have to know what the skills of leadership are.

kepemimpinan versi wikipedia

Kepemimpinan

Kepemimpinan meliputi proses mempengaruhi dalam menentukan tujuan organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan, mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok dan budayanya. Kepemimpinan mempunyai kaitan yang erat dengan motivasi. Hal tersebut dapat dilihat dari keberhasilan seorang pemimpin dalam menggerakkan orang lain dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan sangat tergantung kepada kewibawaan, dan juga pimpinan itu dalam menciptakan motivasi dalam diri setiap orang bawahan, kolega, maupun atasan pimpinan itu sendiri.

Gaya kepemimpinan

  1. Otokratis. Kepemimpinan seperti ini menggunakan metode pendekatan kekuasaan dalam mencapai keputusan dan pengembangan strukturnya. Jadi kekuasaanlah yang sangat dominan diterapkan.
  2. Demokrasi. Gaya ini ditandai adanya suatu struktur yang pengembangannya menggunakan pendekatan pengambilan keputusan yang kooperatif. Di bawah kepemimpinan demokratis cenderung bermoral tinggi dapat bekerjasama, mengutamakan mutu kerja dan dapat mengarahkan diri sendiri.
  3. Gaya kepemimpinan kendali bebas. Pemimpin memberikan kekuasan penuh terhadap bawahan, struktur organisasi bersifat longgar dan pemimpin bersifat pasif.

Jumat, 30 November 2007

Kamis, 22 November 2007

LEADERSHIP

Sebagaiman kita ketahui bahwa kepemimpinan merupakan suatu sifat yang dapat mengilhami atau menginspirasi setiap orang. Oleh karena itu kita harus memiliki sifat kepemimpinan.

Seorang pemimpin belum tentu seorang pimpinan sebuah perusahaan tetapi seoran pemimpin harus dapat memimpin dirinya sendiri dan dapat mempengaruhi orang lain.